Kesempatan Perdana

Sekali lagi Tuhan memberiku kesempatan untuk membuktikan talentaku. Selama ini tak pernah sekalipun aku berdiri di depan banyak orang untuk berbicara tentang suatu hal. Tapi kali ini aku diberikan kesempatan untuk membawakan pengajaran di pembinaan PD Hieronimus. Memang aku tak diminta untuk membawakan firman di sebuah persekutuan doa. Aku hanya diminta untuk lebih banyak sharing. Jumlah umatnya pun hanya 10 hingga 15 orang. Harusnya ya bisalah…

Tapi tak semudah yang dibayangkan.
Memang aku diminta dari jauh hari untuk membawakan pengajaran. Aku punya waktu sekitar 3 minggu untuk menyiapkan bahan pengajaran tersebut. Waktu yang lebih dari cukup, karena para pewarta pun bahkan ada yang hanya mempersiapkan materi 1 hari sebelumnya. Tapi aku bukan pewarta dan ini pengalaman pertamaku.
Tema yang harus aku bawakan pun tampak sederhana, yakni PELAYANAN.
Toh kata pelayanan telah lama aku kenal bahkan telah menjadi teman akrab dalam kehidupanku. Tapi untuk memberikan pengajaran tentang pelayanan, rasanya aku ragu. Sekali lagi, ini pengalaman pertamaku.
Ya kalau hanya bicara di tengah rapat dan di depan beberapa teman sih sudah sangat sering. Jadi worship leader pun sudah teramat sering. Tapi kalau diminta berdiri di depan beberapa umat dan harus berkicau selama 45 menit, huuaaaaaa… satu hal yang amat sulit. Bahkan aku berkata, ‘Ini bukan gue banget deh…’

Mendekati hari H aku baru mulai sibuk mencari materi yang akan aku bawakan. Aku juga mencari beberapa ayat Alkitab yang sesuai. Aku pun menyusun apa saja yang akan aku bawakan. Aku catat garis besarnya agar nanti saat berdiri di depan bicaraku tak blepetan.. hehehehe…

Harinya pun tiba, hari Sabtu 9 April 2011. Mau tak mau aku harus maju. Tak mungkin aku mogok tampil lalu merengek pulang.. hehehe..
Rasanya…. Wah!
Nervous sih pasti, tapi aku berusaha mengendalikan kegugupanku. Aku berusaha mengatur setiap kata yang keluar dari mulutku. Sempat merasa minder karena tim PD yang mendengarkan materiku malah telah lebih lama melayani daripada aku. Sempat merasa, ‘wah… sepertinya sia-sia nih, pasti mereka sudah lebih mengerti…’
Tapi aku tak terlalu ambil pusing. Yang aku pikirkan saat itu adalah memberikan yang terbaik, membagikan apa yang pernah aku alami. Aku juga yakin bahwa tak ada hal yang sia-sia.

Akhirnya 45 menit berlalu. Dan ternyata rasanya beda dengan menjadi worship leader. Sepertinya aku lebih nyaman menjadi worship leader. Tapi, seperti materi yang aku berikan kemarin: kita tidak boleh memilih-milih pelayanan, aku memberanikan diri untuk menjadi pewarta… hehehe… Karena aku percaya, saat Tuhan memilihku, Dia pasti memperlengkapi aku dengan apa pun yang aku butuhkan… :)
Terima kasih, Tuhan untuk kesempatan berharga ini.
Aku tahu masih banyak kekurangan di diriku. Tapi aku ingin terus menyenangkanMu dalam kekuranganku ini.

Comments

  1. ga kliatan nervous kog vel. justru malah lancar. hihi :D tengkyuuu yaa ud diingatkan lgi :)

    ReplyDelete
  2. hahahaha...
    mkny aku bocorin 'behind the scene' nya...
    krn ternyata... ak nervous lohh.. hahahaha

    yup... thanks jg, ta.. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts