Tak Seperti yang Kita Lihat dan Bayangkan
Sempat mendengar berita soal akan ditutupnya Facebook per 15 Maret 2011?
Aku cukup kaget saat membaca berita di salah satu web berita Indonesia. Alasannya cukup aneh menurutku. Dituliskan bahwa Mark Zuckerberg, sang pendiri, mengalami stres karena mengelola Facebook.
Sempat terpikir mungkin Mark sudah memiliki terlalu banyak uang hingga bila dia menutup Facebook saat ini juga, uangnya akan cukup untuk menghidupi 7 turunannya.. hehehe…
Tapi tanda tanya besar tetap berada di pikiranku. Stres?? Bukankah Facebook menduduki posisi terkaya di dunia maya yang artinya Mark juga menjadi orang yang amat sangat kaya… Jadi sepertinya tak mungkin Mark mengalami stress…
Ummm.. Tapi inilah kutipan yang aku baca:
"Facebook telah di luar kendali dan perusahaan ini telah membuat diriku stres dan menghancurkan hidupku. Aku harus mengakhiri semua kegilaan ini," kata Zuckerberg dalam konferensi pers di Palo Alto, Sabtu (8/1).
(sumber:
Belakangan muncul kabar bahwa berita itu hanya lelucon dan sama sekali tidak benar. Ya, terlepas dari benar atau tidaknya berita itu, ada satu hal yang sedikit menggelitik hatiku.
Di berita itu dikatakan bahwa penghasilan Facebook sekitar US$7,9 miliar. Silakan bagi yang bisa mengkonversi nilai itu menjadi rupiah.. hehehehe… Yang pasti jumlah yang amat panjang alias sangat besar sampai kalkulator pun tak mampu menampilkan angka penuhnya..
Dengan penghasilan yang sebesar itu, Mark masih mengalami stres dan ingin kembali menjalani kehidupan normalnya sebelum dia menciptakan Facebook.
Aku sempat bergumam dalam hati setelah membaca berita itu, ‘Kasihan ya…’
Mengapa kasihan??
Kasihan karena ternyata orang kaya tak selalu bahagia, bahkan stress.
Kupikir dia adalah anak muda yang amat sukses dan berpenghasilan tinggi
Kupikir hidupnya amat berkelimpahan.
Kupikir sangat nikmat menjadi dirinya: muda, pintar, kaya, terkenal, kurang apa coba??
Everything so perfect!
Umm.. Maaf kuralat.. Setelah membaca berita sepertinya kalimat ini lebih cocok:
Everything seems so perfect!
Yup! Segalanya TERLIHAT begitu sempurna..
TERLIHAT!
Ya… Hanya terlihat… Kita memandang dia sebagai seseorang yang begitu sempurna. Tapi nyatanya tak seperti yang kita lihat dan bayangkan.
Mari mengingat-ingat…
Seberapa sering kita memandang orang lain sebagai sosok yang begitu sempurna??
Seberapa sering kita menganggap orang lain memiliki kehidupan yang sangat nyaman dan nikmat?
Pernah dengar kalimat di bawah ini?
“Ih.. Enak ya lo… Di rumah ada pembantu, tinggal suruh2 aja…”
“Wah… Enak bangettt… Lo ada sopir n mobil pribadi, tinggal duduk tau-tau sampe deh…”
“Coba gue jadi lo ya.. Pasti gue akan bahagia banget…”
“Gue pengen banget deh jadi lo, punya keluarga, rumah gedong, mobil mahal… Pasti menyenangkan…”
“Kapan ya bisa jadi seperti lo… Hidup lo kan enak banget tuh… Iri deh gue…”
“Yah.. Hidup lo mah uda enak.. Gaji lo kan uda gede banget…”
Pernah mendengar kalimat-kalimat di atas?
Atau sering mendengar?
Atau bahkan kalimat itu keluar dari mulut kita sendiri?
Atau bahkan kalimat itu keluar dari mulut kita sendiri?
Hehehehe…
Mungkin tanpa sadar aku pun pernah melontarkan kalimat seperti itu… Aku mengganggap kehidupan temanku jauh lebih baik dari aku. Aku memakai kacamataku pribadi untuk menilai kehidupan orang lain. Lalu membandingkan dengan kehidupanku pribadi dan akhirnya mengganggap kehidupanku tidak seberuntung temanku itu.
Saat membaca berita Mark yang stres karena Facebook pun aku masih berpikiran seperti itu.
‘Kan dia uda kaya banget ya… Masa bisa stres sih?’
Pertanyaan itu langsung terbersit.
Aku pun memahami satu hal.
SEGALA SESUATU TAK SEPERTI YANG AKU LIHAT DAN BAYANGKAN
Kacamataku tak mampu melihat ke dalam kehidupan Mark, temanku, atau orang lain. Kacamataku hanya mampu melihat dari sisi sangat luar. Kacamataku hanya mampu memberikan gambaran yang sangat baik tentang kehidupan orang lain.
Kacamataku tak mampu memberikan kisah sebenarnya yang Mark, teman-teman, atau orang lain alami.
Seringkali aku hanya menilai dari materi, kedudukan, jabatan, kekuasaan yang orang lain miliki.
Aku bahkan tak pernah tahu apa yang sebenarnya mereka alami.
Mereka yang memiliki tumpukan uang, kadang memiliki masalah berat.
Mereka yang memiliki kekuasaan tinggi, kadang merindukan kebahagiaan sejati.
Mereka yang memiliki jabatan besar, kadang merindukan kehangatan sebuah keluarga.
Mereka yang memiliki puluhan rumah, mobil, pesawat, kadang merindukan kasih dari seorang sahabat.
Teman…
Hari ini aku belajar untuk mensyukuri apa yang aku miliki..
Hari ini aku belajar untuk tidak mengingini apa pun yang temanku miliki…
Hari ini aku belajar untuk percaya bahwa apa yang aku miliki adalah yang terbaik…
Mungkin saat ini aku tidak memiliki jet pribadi, bodyguard, rumah dengan kolam renang…
Tapi Tuhan memberikan lebih dari itu: papi, mami, adik, dan keluarga yang selalu mengasihiku…
Mungkin saat ini aku tidak berpenghasilan US$...
Tapi Tuhan memberikan lebih dari itu: kekasih, sahabat, teman, brother sister….
Mungkin saat ini aku belum menjadi direktur komisari…
Tapi Tuhan memberikan lebih dari itu: kesehatan, kebahagiaan, ketentraman hati…
Mungkin saat ini aku belum memiliki apa yang aku cita-citakan…
Tapi Tuhan selalu memberikan yang lebih lebih lebih baik dari itu: HIDUP!
Mari bersyukur untuk setiap detil yang kita miliki saat ini…
Mari bersyukur untuk setiap hal yang Tuhan sediakan untuk kita…
Mari bersyukur untuk KEHIDUPAN kita saat ini… karena inilah yang terbaik bagi kita…
*terinspirasi dari kisah Mark Zuckerberg, yang masih simpang siur… ;P
Comments
Post a Comment