Above All

Aku lebih senang bekerja dengan penuh konsentrasi, tanpa diganggu oleh siapa atau apa pun. Jadi di kantor, aku lebih sering menutup telingaku dengan earphone. Tentu saja aku mendengarkan lagu-lagu kesukaanku. Lagu-lagu yang bisa membuatku berkonsentrasi dan tentu saja lagu yang menyentuh hatiku.
Siang setelah makan siang, kulanjutkan pekerjaanku. Aura mengantuk seakan melekat di diriku. Kusentuh iPodku dan mulailah mengalun lagu-lagu pilihan.
Lalu terdengar lagu ini:

Above all powers, above all kings
Above all nature and all created things
Above all wisdom and all the ways of man
You were here before the world began

Above all kingdoms, above all thrones
Above all wonders the world has ever known
Above all wealth and treasures of the earth
There's no way to measure what you're worth

Crucified
Laid behind a stone
You lived to die
Rejected and alone
Like a rose
Trampled on the ground
You took the fall
And thought of me
Above all


Aahh.. Pikiranku melayang ke tahun 2005.
Tahun pertama aku mengenal persekutuan doa.
Tahun pertama aku mengenal pelayanan.
Tahun pertama aku ‘terjerumus’ dalam komunitas.
Tahun di mana aku memulai segalanya…

Entah bagaimana caranya aku akhirnya harus bertugas sebagai singer di persekutuan doa kampus. Padahal aku tak pernah secara khusus belajar menyanyi. Memang aku hobi menyanyi, tapi untuk menyanyi dengan baik dan benar, sama sekali aku tak mengerti. Bahkan aku belum tahu apa tugas seorang singer. Saat itu aku hanya ingin mencoba kegiatan baru.
Aku pun datang latihan pujian. Si worship leader tiba-tiba memintaku menyanyi solo untuk lagu persembahan. Lagunya ya lagu yang liriknya ada di atas… hehehehe…
Memang tak sepanjang lagu harus kunyanyikan. Hanya bait pertama. Bait kedua dinyanyikan oleh temanku, dan reff. dinyanyikan bersama. Tapiiiii rasanyaaaaa… grogi sejak seminggu sebelum PD. “Oh Tuhaaannn… Mengapa harus aku??” pikirku saat itu.
Ini pertama kalinya aku menjadi singer, rasanya belum pantas aku langsung menyanyi solo.
But show must go on!!
Seakan tak diizinkan untuk berkata ‘tidak’, aku maju dan menyanyikan bait pertama….
Saat itu tak terpikirkan makna dari setiap kata di lagu tersebut. Jangankan untuk mengamati maknanya, bisa berdiri di depan umat dan bernyanyi saja sudah menjadi suatu keajaiban… hehehehe…
Tapi sekarang aku tahu bahwa lagu tersebut memiliki kata-kata yang indah, yang menunjukkan betapa besarnya kasih Tuhan pada kita. Sampai sekarang, bila mendengar lagu ini, aku langsung teringat bagaimana cara Tuhan memilih aku. Sejak saat itu, aku menjadi aktif melayani dalam ministry pujian dan menyadari bahwa aku memiliki talenta dalam bernyanyi… Caranya memang tak terduga, tapi pasti yang terindah…
How awesome our Lord!!

**Lagu ini juga mengingatkan aku pada Cahyani, si worship leader… Andai dulu dia tak memaksaku, aku tak pernah tahu bahwa aku bisa menyanyi… Juga Jemmy, yang menyanyikan bait keduanya.. Aku dan dia berlatih bersama, deg-degan bersama… dan pastinya melayani bersama…

Comments

Popular Posts