Just Do Something

Perusahaan tempatku bekerja sekarang adalah sebuah perusahaan yang peduli terhadap perkembangan dan kemajuan setiap karyawannya. Di perusahaanku ada satu departemen tersendiri yang mengurusi pendidikan, pelatihan, training, seminar, atau kegiatan yang sesuai dengan hobi para karyawan. Departemen ini sering mengadakan acara yang melibatkan banyak karyawan seperti training, karaoke, nonton bareng, atau seminar.
Hari ini aku berkesempatan mengikuti sebuah seminar tentang keuangan. Bekerja sama dengan perusahaan perencana keuangan, koran bisnis, dan bank pemerintah, seminar ini membahasa tentang bagaimana mengatur penghasilan yang kita peroleh. 
Seminar 2 jam ini dibuka dengan presentasi dari financial planner yang juga sering mengudara di radio. Dan seperti seminar pada umumnya, di akhir seminar juga diadakan kuis bagi para peserta. Pertanyaan yang diberikan biasanya tak terlalu sulit, malah cenderung terlalu mudah. Sang moderator telah memberikan 3 goodie bags kepada 3 orang. Tiba-tiba muncul keinginan dalam diriku untuk memperoleh hadiah tersebut. Kupikir, lumayan dapat hadiah.. hehehe… Pertanyaan keempat alias pertanyaan terakhir pun dilontarkan sang moderator. Pertanyaan yang amat sangat mudah karena jawabannya telah terpampang di banner yang diletakkan di samping panggung. Dengan sigap aku langsung mengacungkan tanganku. Dan berhasil!!! Aku menjadi orang pertama yang mengangkat tangan dan berhasil menjawab dengan tepat.. Yippiieee!!! Aku mendapatkan goodie bag berisi jam dinding, mug, bolpen, dan yang paling menarik adalah voucher bioskop XXI untuk 2 orang.. Senangnyaaaa.. ;)
Saat si moderator melontarkan pertanyaan dengan jawaban mudah tersebut, beberapa peserta seminar ada yang spontan berkata, “Wah, gampang banget pertanyaannya…” atau “Yah.. Gue juga bisa jawab itu sih, gampang banget…”
Aku tak peduli dengan pernyataan orang-orang tersebut. Aku telanjur senang karena berhasil mendapatkan hadiah.. hehehe…
Tapi sesaat kemudian aku berpikir kembali. Seringkali aku berada di keadaan seperti tadi. Pertanyaan di seminar tadi memang amat sangat mudah. Semua orang pasti akan mampu menjawabnya. Hanya orang yang berani mengangkat tangan yang akan mendapatkan hadiah. Dalam kehidupan sehari-hari pun aku sering mengalami hal seperti itu.
Di kantor, aku merasa apa yang dikerjakan rekan satu timku kurang baik. Aku merasa mampu mengerjakan lebih baik. Tapi aku tak berbuat apa-apa. Aku hanya menunggu diperintah oleh atasan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ujung-ujungnya aku tak dapat belajar tentang pekerjaan tersebut.
Atau seringkali aku merasa apa yang rekan satu timku kerjakan terlalu mudah baginya, harusnya dia bisa mengerjakan yang lebih berat. Lalu aku merasa bahwa pekerjaan itu lebih cocok dan akan menjadi sangat mudah bila aku kerjakan. Aku merasa iri..
Dalam melayani, aku yang senang menari sering merasa teman-temanku tak lebih baik dari aku dalam menari. Aku merasa aku bisa melakukan lebih baik, hanya saja tak ada kesempatan yang datang padaku. Aku menyalahkan keadaan.
Melihat teman yang mengalami kesusahan, aku lebih sering berkata-kata ketimbang melakukan suatu tindakan untuk membantunya.
Sepulang dari seminar tadi siang aku sadar bahwa kesempatan selalu ada. Yang perlu menjadi refleksi kita adalah apakah kita berani selangkah lebih untuk mengambil kesempatan tersebut? Yang sering terjadi adalah kita membiarkan kesempatan itu meninggalkan kita karena merasa kita tak cukup mampu untuk meraih kesempatan itu.
Saat aku mengacungkan tangan tadi siang adalah saat aku bertekad mendapatkan hadiah terakhir dalam seminar tersebut. Pikirku, mengangkat tangan secepat mungkin atau aku kehilangan hadiah yang aku inginkan… Aku berusaha secepat mungkin dan aku berhasil.
Seminar yang aku ikuti hari ini tak hanya mengajarkan aku tentang bagaimana mengelola dompet keuanganku. Tapi aku juga memperoleh sesuatu tentang bagaimana menjadi berani dalam mengambil kesempatan yang ada.

Bukan seberapa mudah pertanyaan yang diberikan,
tapi bagaimana kita berani untuk menjawabnya..
Bukan seberapa sederhana pekerjaan yang ada,
tapi bagaimana kita berani mengambil kesempatan..
Bukan seberapa kecil masalah yang timbul,
tapi bagaimana kita berani bertindak untuk menyelesaikannya..

Mari belajar untuk mengurangi bicara, lakukan sesuatu…

Inilah 2 voucher bioskop hasil 'jerih payah'ku.. hehehehe... ;P

Comments

Popular Posts