Bukan Suatu Kebetulan
Pernah melihat billboard besar bertebaran di jalan-jalan Ibukota?
Aku yakin jawabnya: PERNAH.
Atau: YA PERNAHLAH…
Jawabnya akan selalu seperti itu karena kota Jakarta ini memang dipenuhi oleh papan raksasa iklan. Papan raksasa itu berisi berbagai tulisan dan gambar yang memang tujuannya menarik minat semua orang yang melihatnya. Ada gambar makanan, minuman, mobil, motor, ponsel, rumah, apartment, atau tulisan yang menawarkan banyak penawaran menarik. Semuanya dikemas dengan begitu menarik dan eye catching.
Weekend kemarin, Larry menjadi korban keberhasilan salah satu papan raksasa itu. Aku dan dia sedang dalam perjalanan menuju kawasan Senayan. Kami memilih jalan tol untuk menghindari macet berkepanjangan. Saat berada di jalan layang tol, kami melihat sebuah papan iklan raksasa yang dapat dilihat dari jarak beberapa ratus meter. Iklan sebuah restoran pizza, yang sudah pasti menampilkan beberapa gambar loyang pizza dengan toping yang sangat menggiurkan.
“Vel, tar malem kita makan Pizza Hut yuk?” Larry langsung mengajakku ke restoran yang terpampang di papan raksasa itu.
Aku pun mengiyakan ajakannya, “Boleh, mau di Pizza Hut mana? Grand Indonesia aja..”
Kami pun sepakat untuk makan malam pizza di Grand Indonesia dan mobil terus melaju menjauhi papan raksasa itu.
Kami hampir tiba di Senayan, saat sebuah sms masuk ke handphone Larry.
Isinya, “Lar, tar malem lo ada acara ga? Gue mau traktir lo makan ni…”
Ternyata salah satu teman Larry mengundang kami makan-makan untuk merayakan kelulusannya. Larry pun bertanya di mana dia akan mengadakan makan-makan. Temannya hanya menjawab, “Ada deh.. Nanti sore gue kabarin lo deh…”
Menjelang sore masih tak ada kabar dari temannya Larry. Aku sempat berpikir dia tak jadi mentraktir kami.
Tak lama setelah itu, Larry menghampiriku dan berkata, “Vel, cita-citaku tadi siang terwujud!”
Tebak apa maksudnya!
Yup!!
Temannya mentraktir kami di Pizza Hut!!
Woowww!!! Kaget dan takjub!
Bagaimana mungkin Tuhan juga campur tangan dalam urusan makan kami. Itu ‘kan hal yang sangat sederhana… Tapi itu benar-benar terjadi…
Jadi malam minggu itu aku dan Larry makan malam sesuai dengan keinginan kami dan GRATIS!!
Karena Tuhan selalu mengerti apa yang anak-anakNya butuhkan… ;)
Bukan Veliska dan Larry kalau tak mementingkan urusan makan…
*bisa dilihat dari bentuk badan Larry… hahahahahaha…. ;D
Setelah hari Sabtu dikejutkan oleh traktiran istimewa, keesokan harinya aku kembali mengalami kejadian yang aneh tapi nyata. Hampir mirip dengan kejadian hari Sabtu. Masih tentang makanan… hehehehe…
Hari Minggu itu, seperti biasa Larry ngapel ke rumahku. Setelah makan siang dia baru tiba di rumahku. Kami tak sempat makan siang karena di rumahku tak ada makanan dan saat itu hujan mengguyur dengan derasnya.
Kelaparan?? Pastinya…
Akhirnya kami hanya mengobrol sambil menunggu hujan reda.
Pukul 3 sore aku dan Larry akhirnya bisa keluar rumah. Kami menuju kawasan Sunter untuk bertemu dengan kliennya Larry. Karena tak sanggup menahan lapar, akhirnya kami mampir di restoran kwetiaw di Sunter. 1 piring berdua, karena memang sudah agak sore. Kami takut terlalu kenyang dan malamnya kami tak nafsu makan. (jelas ‘kan kalau kami terlalu memikirkan makan… hahahaha…)
Setelah itu kami menuju gereja di Kelapa Gading. Di perjalanan, Larry merencanakan makan malam kami.
“Vel, tar malem makan yang pedes-pedes yuk… Apa yaa?? Makan seafood Wiro Sableng, mau ga?”
Aku kaget, “Hah?? Wiro Sableng?? Ngga ahh… Mana seru makan berdua doank. Kalo rame-rame pasti seru tuh.”
Aku menjawab seperti itu karena biasanya aku makan di seafood Wiro Sableng bersama papi, mami, dan adikku. Setidaknya ada 4 orang yang ikut makan. Kupikir makan berdua pasti makanannya akan tersisa banyak. Jadi aku menolak ajakannya makan seafood Wiro Sableng. Aku pun menawarkan restoran lain dan dia menyetujuinya.
Pukul 7 malam aku dan Larry masih di perjalanan keluar dari gereja menuju restoran yang kami pilih. Tiba-tiba mamiku menelpon, “Ci, makan Wiro Sableng yuk! Mau ga??”
Spontan aku langsung ngakak di mobil. Mamiku bingung kenapa aku malah terbahak saat diajak makan seafood. Hanya aku dan Larry yang mengerti.
Kami pun tertawa bersama…
Hahahahahaha…
Tuhan memang selalu mengerti apa yang menjadi kerinduan anak-anakNya.
Ternyata papi, mami, dan adikku juga misa di Kelapa Gading. Akhirnya malam itu kami berlima makan seafood bersama.
Seru.. and still amaze of what He’s done to us…
Thank You, Lord…
Mau bilang cerita di atas hanyalah sebuah kebetulan??
Silakan…
Tapi aku percaya tak ada sesuatu hal pun yang terjadi karena kebetulan. Apalagi ini terjadi dalam 2 hari berturut-turut…
Aku percaya Dia yang mengetahui…
Dia yang mendengarkan…
Dia yang mengerjakan…
Dia yang menyediakan…
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada makanan? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”
(Mat.6:25-26)
Comments
Post a Comment