Perempuan
Sehabis
makan siang memang menjadi waktu yang paling tepat untuk si malas.
Bahkan tanpa harus diundang, si malas akan dengan segera datang. Bagaimana
tidak, siang bolong, kenyang menyantap hidangan siang, yang terlintas pasti
tidur siang atau bermalas-malasan.
Itu
pula yang sering aku alami di kantor. Semakin terasa memasuki pukul 2 atau 3
siang. Wuiiihhh… Rasanya ingin membeli pengganjal mata, bila ada yang
menjualnya.. hehehe…
Di
tengah perjuanganku mempertahankan tingkat kesadaranku, aku memilih menutup
telinga dengan earphone yang
terhubung dengan radio favoritku. Giliran penyiar laki-laki yang bercuap-cuap
menemani siangku hari ini.
Radio ini
telah menjadi favoritku sejak sekitar 5 tahun lalu, saat aku masih duduk di
bangku kuliah. Umm… Kalau ditanya alasan aku menjadi pendengar setianya, salah
satunya karena lagu-lagunya yang pas dengan seleraku. Ditambah informasi yang
seringkali bermanfaat dan seringkali berkaitan dengan kehidupan atau
serba-serbi perempuan. Jadi tak heran ‘kan kalau aku begitu setia mendengarkan
radio ini.. :D
Dan
kali ini ada sebuah informasi dari si penyiar yang berhasil membuatku tersenyum
geli dan menggelengkan kepala.
Si
penyiar menceritakan kejadian yang dialami oleh temannya, perempuan.
Suatu
sore, sepulang kantor dia berdiri di sebuah halte menunggu taksi. Layaknya
wanita karir, perempuan ini mengenakan rok pensil, kemeja, serta blazer.
Lengkap dengan stiletto dan tas
jinjingnya. Di jam pulang kantor, memang agak sulit untuk langsung mendapatkan
taksi di pinggir jalan. Dia pun harus menunggu lama dan taksi yang ditunggu tak
kunjung tiba. Semuanya memasang tulisan ‘HIRED’.
Dia pun melanjutkan menunggu di trotoar, masih di dekat halte. Hingga tanpa dia
sadari ada sebuah sepeda motor, yang dikendarai oleh seorang pria, yang langsung
merampas tas jinjingnya.
Tak
ada yang bisa dilakukan. Selain membiarkan motor tersebut dan tas jinjingnya
lepas dari pandangan dia. 1 buah tas jinjing lengkap beserta isinya raib hanya
dalam hitungan detik. Tas tersebut berisi dompet, 1 buah smartphone, agenda, dan 1 make-up
pouch. Kejadian penjambretan tersebut cukup membuatnya shock dan tak bisa beraktivitas seperti biasa.
Aku yang
mendengarkan kisah ini langsung berpikir, ‘wanita karir ini pasti kehilangan
banyak nomor telepon penting karena smartphonenya
raib.’
Tapi
ternyata aku salah. Perempuan tersebut merasa amat terpukul karena hilangnya make-up pouch. Mengapa dia sampai begitu
terpukul?? Hanya karena dia tak bisa membentuk dan melukis alisnya. Si
penyiar radio pun langsung mengeluarkan hanya 1 kata: p e r e m p u a n…
Aku
tersenyum geli…
Mungkin
hariii ginii…. Pensil alis jauh lebih
penting dari dompet, uang, atau barang-barang lain. Kita bisa berkata perempuan
itu sampai shock hanya karena kehilangan sebuah pensil alis.
Tapi….
Heiii, ladiessss… Ayooo jujur!
Siapa
yang tak bisa keluar rumah tanpa memakai bedak??
Siapa
yang sebelum keluar rumah harus membubuhkan eyeliner??
Siapa
yang tak berani bertemu orang lain sebelum matanya tersentuh eyeshadow??
Atau
siapa yang setiap pagi harus memicingkan mata demi membubuhkan mascara??
Ayooo
angkatt tangan! Hehehe…
Aku bukan
perempuan yang anti dengan peralatan make-up.
Aku memiliki alat dandan yang cukup lengkap. Tapi aku bukan pemakai rutin.
Alat-alat tersebut hanya kugunakan saat aku akan pergi ke pesta.
Mendengar
cerita penyiar radio tersebut tentu saja membuatku tersenyum geli. Aku berpikir
bagaimana mungkin seorang wanita harus sebegitu terpukulnya hanya karena
kehilangan pensil alis.
Hei, ladies…
We are all beautiful, aren’t we? ;)
Ada
yang merasa dirinya tak cantik??
Biar
aku tulis sekali lagi: kita semua cantik.
Aku mengakui
bahwa diriku kalah jauh bila dibandingkan artis-artis di luar sana. Tapi aku
berani berkata, “I’m beautiful.” Dan
aku juga berani berkata, “I’m beautiful,
just the way I am.”
Orang
akan berkata, “Lo gendut ya, vel… Beli obat pelangsing A nih, biar singset.”
Atau
orang yang lain berkata, “Pake bedak B deh, muka lo akan keliatan mulus.”
Ada lagi
yang berkata, “Maskara C ini bakal bikin mata lo ga sipit lagi loh.”
Haiiishhhh…
Terlalu banyak produk kecantikan yang menjanjikan berbagai perubahan. Tapi aku
meyakini satu hal. Dengan ataupun tanpa make-up,
kita semua cantik. Karena cantik bukanlah tentang bedak, mascara, eyeliner, eyeshadow, pensil alis.
Cantik
yang sesungguhnya pasti terpancar dari dalam diri setiap wanita.
Cantik
akan terpancar saat kita mampu membawa diri kita tampil apa adanya dan percaya
diri.
Cantik
adalah saat kita menjadi diri kita sendiri.
Aku,
tanpa menggunakan produk wajah apa pun, selalu berani berkata, “I’m beautiful.”
Aku
merasa lebih percaya diri saat tak mengenakan riasan apa pun di wajahku.
Aku
cantik, bukan karena peralatan make-up nan
mahal.
Aku
cantik karena aku percaya aku diciptakan sempurna.
Aku cantik,
bukan karena hasil operasi sana sini.
Aku cantik
karena aku bersyukur dengan apa adanya diriku.
So…
Ladies…
Let’s say: I AM BEAUTIFUL!!!
:D
*kali ini tentang perempuan dan saatnya bernarsis ria.. hehehe.. ;P
Comments
Post a Comment