There's always the first time for everything..
Pun saat aku melewati hari Senin kemarin.
The
very first time for me to be a Master of Ceremony. Bahasa kerennya MC…
Yup!
Aku menjadi MC untuk
acara Natal dan Tahun Baru di kantor. Tak tanggung-tanggung, aku harus berdiri
di aula Gereja St. Yakobus, yang menurutku sangat luas. Aku juga harus berdiri
di hadapan pemilik perusahaan beserta jajaran direksi.
Haiiisshhh…
Kalau dipikir
kembali, aku memang terlalu nekat menerima tawaran tersebut. Jujur, aku sama
sekali belum pernah menjadi MC untuk acara apa pun. Walaupun bisa dibilang
akrab dengan microphone karena telah sering menjadi worship
leader, aku tetap tak percaya diri saat harus tampil menjadi MC. Ada rasa
takut dan canggung menjelang hari H.
Semua berawal saat
telepon kantorku berbunyi. Seorang temanku dari departemen lain, tiba-tiba
memintaku untuk menjadi MC. Pembicaraan di telepon itu berlangsung kilat karena
dengan mudahnya aku mengiyakan permintaannya. Aku mau menjadi MC.
Baru aku berpikir
keras setelah menutup telepon.
‘Haiiihhhh… Bisa ga
ya gue?? Maen bilang iya aja..’
Tapi nasi telah
benar-benar menjadi bubur, tak mungkin kuralat pernyataanku yang mau menjadi MC.
Semakin panik saat
kusadari tersisa 5 hari sebelum Hari H.
Astaga…
Aku sempat berpikir
bahwa aku telah mengambil keputusan yang salah.
‘Nekat banget nih
gue…’
Tapi aku tetap harus
maju, tak ada kesempatan untuk mundur. Dan pastinya tak ada kesempatan lagi untuk
memilih.. hehehe…
Aku mulai
mempersiapkan segala sesuatunya. Mulai dari rapat kilat dengan seksi acara,
pembuatan draft acara, sampai tampil di depan cermin kamarku. Tapi yang pasti
tak ketinggalan adalah persiapan baju dan penampilanku.. *yang penting gaya..
hahahaha… :P
H-2
Mulai terbayang
suasana hari H. Mulai diserang rasa takut berlebihan. Berusaha menenangkan diri
tapi tak bisa disangkal, otakku dipenuhi acara hari Senin sore tersebut.
Hari H
Jeng.. jenggg…
Saat yang dinanti,
seolah setelah sekian lama.. *padahal hanya 5 hari.. hehehe…
Dari pagi hingga
siang, aku bekerja seperti biasa. Untungnya masih mampu focus pada pekerjaanku.
Menjelang sore, aku
telah standby di aula Yakobus. Saat aku tiba, baru ada
beberapa panitia dan pengisi acara yang terlihat. Aku hanya duduk di salah satu
bangku. Tak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku hanya merasakan aura aula
tersebut. Yaa… Setidaknya mampu mengurangi rasa gugupku. Aku membayangkan
berdiri di hadapan ratusan umat, termasuk pemilik perusahaan dan jajaran
direksi. Membayangkan berdiri di hadapan mereka semakin membuatku kalut,
padahal aku telah berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri. Fiuuhh..
17.30
Umat semakin banyak
memenuhi aula tersebut. Artinya dalam hitungan menit, aku akan maju dan berdiri
di hadapan mereka semua. Harus dan tak bisa mundur. Andai ada pilihan, aku akan
izin pulang.. hahahaha..
Hanya bisa berkata
dalam hati, “God, I’m sure You’re always beside me..”
Beberapa menit jelang pukul 6, aku maju bersama microphone di
tangan dan membuka rangkaian acara.
Meskipun dadaku
berdegup, aku berusaha untuk tenang, mengatur nafas, juga menata kata-kata yang
keluar dari mulutku.
Puji Tuhan…
Semua berjalan
lancar! Yippiieee… :D
Meskipun ada beberapa
kata yang terlewat kuucapkan, tapi toh secara keseluruhan aku berhasil
berbicara dengan cukup lancar.
Apa yang kutakutkan
tak jadi kenyataan.
Senaanggg…
This very first time
goes very well! :D
Acara berakhir pukul 8 malam. Aku
bersiap pulang dengan senyum sumringah…
Thanks, Lord… for this precious chance..
Menjadi MC untuk
pertama kalinya, di hadapan begitu banyak orang, juga di hadapan pemilik
perusahaan dan jajaran direksi menjadi sesuatu yang membanggakan, setidaknya
bagi diriku.
Lebih dari sekedar
rasa bangga, aku berhasil mengalahkan rasa takut yang kubuat sendiri. Nyatanya
ketakutanku tak beralasan.
Semua mampu kulewati
karena Dia yang selalu bersamaku..
Aku percaya semua adalah rencanaNya.
Dia yang memberiku kesempatan berharga ini, Dia pula yang memampukan aku.
You’re the
best, God! :)
I appreciate the amount of effort you put into making this blog. Very detailed and astonishing piece of work. I hope that you can extend your work to a wider set of audience
ReplyDeleteMitsubishi Endeavor AC Compressor