Tersenyumlah, Teman

Satu hal paling sederhana di hidup ini adalah tersenyum. Ya setidaknya itu menurutku pribadi. Tapi rasanya memang pantas bila tersenyum adalah hal paling sederhana yang bisa dilakukan siapa pun di dunia ini.
Tak pernah ada larangan untuk tersenyum.
Tak pernah ada biaya yang dikeluarkan untuk tersenyum.
Di mana pun, kapan pun, rasanya tersenyum dapat dengan mudah dilakukan.
Jadi sebenarnya, tersenyum hanyalah sesederhana itu.
Tapi masalahnya, tak semua hal di hidup ini mampu membuat kita tersenyum.
Mau tak mau, terima tak terima, aku pun sadar bahwa ada saat untuk tersenyum, ada pula saat untuk menangis.
Ada saat untuk tertawa, ada pula saat untuk marah.

Pagi hari, saat memulai aktivitas, aku selalu berkata pada diriku ‘mari mulai hari ini dengan tersenyum!’. Aku pun selalu berusaha membagikan senyumku kepada siapa pun yang aku temui, terutama orang-orang yang kutemui di kantorku.
Tapi nyatanya, tersenyum yang di awal kuanggap sangat sederhana, menjadi sesuatu yang sangat berat.

Yup! Menjadi berat saat ada masalah yang hinggap di hidupku. Tak usah mencari masalah muluk-muluk yang sangat berat. Kurangnya tidur di malam hari dan rasa kantuk yang hebat rasanya sudah cukup membuatku malas membuat senyum di pagi hari. Rasanya tak lagi penting untuk membagikan senyumku. Yang terpenting adalah mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal di kasurku.. hehehe…
Saat masalah berat datang, waahhh jangankan tersenyum. Mungkin cemberut menjadi pilihan yang paling baik.. :P

Beberapa minggu yang lalu, aku datang ke kantor dengan muka berlipat-lipat, mata sembab, mood jelek. Ditambah pekerjaan segunung. Komplitlah penderitaan di kantor hari itu. Ingin rasanya pulang ke rumah, masuk ke kamar, lalu menutup muka dengan bantal, dan berharap semua masalah yang ada akan hilang segera.
Tapi toh aku harus menghadapi kenyataan
Menerima bahwa masalah itu ada dan harus dihadapi.
Menerima bahwa sekalipun ada masalah yang datang, aku harus tetap menjalani kehidupanku.
Life must go on, right? Hehehehe…

Hari itu jelas menjadi hari yang cukup suram bagiku. Rasanya hambar dan tak bergairah. Rasanya ingin menangis. Kuselesaikan tugasku hingga tepat pukul 5 sore, lalu langsung kabur pulang menuju rumah. Saat seperti itu, kamar tidurku menjadi tujuan utama. Aku memilih laptop untuk mengalihkan perasaan sedihku. Mungkin browsing akan membuatku lebih baik, pikirku. Dan sepertinya memang pilihanku tepat. Aku menemukan sebuah artikel yang langsung mengubah hari suramku itu.


Aku terperangah membaca artikel tersebut dan rasanya seperti tertampar hebat.
Betapa aku tak mampu mensyukuri kehidupan yang aku punya.
Betapa aku tak mampu bersyukur atas kemampuanku untuk tersenyum dan bahkan tertawa lepas.
Aku malah memilih menjalani hari dengan bersungut-sungut…
Haiiihhh… Sepertinya aku telah salah menjalani hari itu..

Di artikel tersebut, dikisahkan seorang wanita yang menderita penyakit sangat langka.
Penyakit yang dideritanya memaksa dia untuk berhenti tersenyum dan juga tertawa. Karena, bila dia tertawa, otaknya akan keluar dari tengkorak kepala. Bahkan bila dia terus tertawa terbahak-bahak, akan menyebabkan kematian mendadak. Penyakit ini amat sangat jarang terjadi. Tapi nyatanya wanita di Southampton ini menderita penyakit langka tersebut.

Setelah membaca artikel tersebut, perasaanku campur aduk.
Ada rasa prihatin mengetahui kondisi wanita tersebut.
Ada juga rasa malu karena aku tak selalu bisa mengisi hariku dengan senyum dan tawa.

Aku malah memasang muka cemberut,
saat di luar sana ada orang yang begitu ingin tersenyum tapi terhalang oleh keadaan.

Aku malah bersungut-sungut,
saat di luar sana ada orang yang begitu ingin meluapkan kebahagiaannya dengan tertawa.

Aku menganggap tersenyum itu hal yang terlalu sederhana,
saat di luar sana ada orang yang menganggap senyum adalah hal yang sangat mahal.

Aku tak mampu tersenyum setiap harinya,
saat di luar sana ada orang yang mendambakan kesembuhan sehingga dapat kembali tersenyum.

Aku membuang kesempatan untuk tersenyum,
saat di luar sana ada orang yang sangat berjuang untuk bisa tersenyum.

Ahh… Betapa aku tak mampu bersyukur…
Tersenyum…
Hal yang terlalu sederhana pun tak mampu kulakukan.
Padahal tersenyum adalah bukti nyata rasa syukurku atas hidup ini.

Tersenyumlah, teman…
Hal yang sederhana, tapi selalu berharga…

Tersenyumlah, teman…
Mungkin senyummu akan mengubah dunia…

:) :) :)


Comments

Popular Posts