Burung Pipit

Awal bulan Juli berkesempatan mengunjungi Museum Alkitab di daerah Jakarta Utara. Aku tak sendirian, tapi bersama rombongan PD Efesus.
Kami dijadwalkan pada pukul 10 pagi hingga selesai. Sekitar 2 jam kami dipandu untuk menelurusi cerita-cerita, tokoh, atau apa pun yang ada di Alkitab. Memang tak mungkin membahas seluruh isi Alkitab dalam waktu 2 jam. Tapi setidaknya banyak yang kudapat. Banyak hal yang selama ini tak pernah kuketahui, barulah menjadi jelas setelah mendengarkan penjelasan dari si pemandu museum.
Jangan bayangkan museum ini sebagai bangunan besar dan megah seperti kebanyakan museum yang kita kenal. Museum ini bisa dibilang seperti rumah, tapi di dalamnya berisi banyak hal tentang Alkitab.
Aku sendiri amat excited berada di museum ini. Dengan kamera di leherku, aku mengamati setiap benda yang dipajang dalam museum ini. Lalu kutemukan sebuah tulisan yang tergantung di tiang. Dengan kameraku, kujepret tulisan ini karena memiliki makna yang begitu dalam.

Captured by me.. :)

Sebuah kutipan singkat dari Matius.
Jelas tertulis bahwa Tuhan menginginkan kita untuk percaya hanya padaNya. Dia meyakinkan kita betapa berharganya setiap kita di mata Dia.
Tapi toh nyatanya kita lebih sering diliputi kekhawatiran ataupun ketakutan tentang masa depan atau tentang kehidupan.
Nyatanya kita lebih sering merasa tak berharga dan tak berguna.
Ayat ini seringkali menamparku.
Aku berpikir, kalau burung pipit yang kecil saja selalu dipeliharaNya hingga mampu bertahan hidup, seharusnya aku pun lebih lagi dikasihiNya.
Memang sebenarnya Tuhan teramat mengasihiku, mengasihi kita.
Buktinya berkat Tuhan tak pernah berhenti dalam kehidupanku, juga kehidupan kita. Setuju? :)

Pasti ada yang berkata seperti ini, “Yaahh… Vel, ngomong doank sih gampil…”
Ya kaann??? Hehehe…
Memang! Aku sendiri merasa betapa mudahnya berbicara seperti itu. Tapi ketika aku dihadapkan pada banyak masalah, sepertinya aku mundur perlahan dan mulai masuk ke dalam bentengku: berjuang dengan kekuatan sendiri.
Saat sepertinya jalanan di depan berbatu dan gelap, aku menutup diri dan ragu untuk percaya padaNya.
Setiap kita pasti pernah mengalami hal seperti itu.

Aku pernah mengikuti proses rekrutmen karyawan di perusahaan raksasa. Aku berdoa dan berharap dapat diterima dan bekerja di perusahaan tersebut. Proses telah berjalan lebih dari setengah. Tinggal 1 langkah lagi mencapai impianku. Tapi nyatanya Tuhan punya rencana lain. Aku dinyatakan tak lolos. Rasanyaaa… nyesekkk.. Apalagi aku telah melalui proses panjang yang sangat tak mudah. Tapi di tahap akhir, aku malah dinyatakan tak lolos.
Setelah itu, aku sempat tak bersemangat. Apa yang aku impikan telah lepas dari genggamanku. Tak ada gairah untuk melamar ke perusahaan lain. Ada rasa ragu untuk melamar ke perusahaan lain. Ada rasa takut aku ditolak lagi dan tak ada satu perusahaan pun yang mau mempekerjakan aku.
Beruntung aku masih sadar bahwa aku harus terus menjalani kehidupan. Aku berdoa mohon agar aku diberikan pekerjaan yang terbaik.
Sekarang aku telah bekerja di perusahaan yang juga cukup besar dan aku sangat menikmati pekerjaan ini…

Jadi???
Masih ragu dengan kutipan ayat di atas?
Tuhan tak sekedar memberi kata-kata manis. Tapi Dia membuktikannya.
Tuhan tak sekedar berjanji untuk selalu berada di sisi kita. Tapi Dia melakukannya.
Tuhan tak sekedar berjanji untuk menjaga kita. Tapi Dia memang pasti selalu menjaga kita.

Burung pipit yang kecil dikasihi Tuhan
Terlebih diriku dikasihi Tuhan

Comments

Popular Posts