Tying Our Knot
Gaun putih berekor panjang
itu telah menjadi impianku sejak kecil. Melihat foto atau menyaksikan banyak
pernikahan semakin membuatku berangan tentang saat bagiku. Saat di mana aku
berjalan berdua menuju altar, mengenakan gaun indah berekor panjang dan menggandeng
pria pujaan hatiku.
Itu yang selalu kuangankan.
Bertanya kapan saat itu
tiba, bertanya pria manakah yang akan mendampingiku menuju altar dan juga
mendampingi sisa hidupku.
Bertanya dalam hati, apa
rasanya duduk berdua tepat di depan altar?
Apa rasanya mengenakan gaun
besar berekor panjang?
Apa rasanya mengucap janji
pernikahan di hadapan begitu banyak orang?
Apa rasanya berada di atas
pelaminan?
Apa rasanya menikah?
Apa rasanya menjadi seorang
istri?
Veliska kecil telah
memiliki angan tentang hari pernikahannya. Hari besar bagi setiap orang,
terutama wanita.
Puluhan tahun berangan dan
menyimpan mimpi itu. Hingga akhirnya saat 6 tahun lalu aku dipertemukan dengan
sosok pria yang bersedia mendampingiku, merangkai cerita indah, seakan membuat
mimpiku mendekati nyata.
Nyatanya cerita itu tak
selalu indah. Aku dan dia harus melewati perjalanan 6 tahun yang naik dan
turun, yang penuh tawa dan juga airmata. Tapi siapa sangka perjalanan panjang
itu berujung manis.
7 September 2014
Tepat di hari di mana dia
‘menembak’ku, kami berjanji untuk mengabdikan diri selamanya.
Hari ini, 6 tahun lalu, dia
menggenggam tanganku dan berkata, “Would you be my girlfriend?”
Hari ini, 6 tahun setelah
hari itu, dia menggenggam tanganku dan berkata, “Aku memilih engkau menjadi
istriku yang sah dan satu-satunya mulai hari ini hingga maut memisahkan kita.”
Rasanya…. Heemmmm… Unspeakable!!
Segala mimpi, angan,
penantian, dan perjuanganku menjadi nyata.
Berbalutkan gaun putih nan
indah, persis seperti mimpiku, dan berhadapan dengan pria gagah nan tampan, di
hadapan altar kudus, disaksikan pastor, orangtua, keluarga besar, dan juga
sahabat, rasanya aku menjadi wanita paling bahagia di dunia.. :)
Yes! I’m officially
Mrs. Larry! :) :)
Larry berhasil menjadi
pacar pertama dan terakhir bagiku. Hanya dia yang berhasil mengisi hari-hariku
dengan indahnya cinta. Hanya dia yang berhasil membuatku menyerahkan sisa
hidupku di tangannya.
Perjalanan panjang yang
harus kami lalui membuatku tak henti bersyukur atas hari indah ini. Segala
bentuk dukungan yang kami peroleh dari keluarga juga sahabat terbaik membuatku
kehilangan kata-kata. Hanya mampu berkata, “Thank You, Jesus!”
7 September 2008, resmi
berpacaran
7 Juli 2013, resmi
bertunangan
7 September 2014, resmi
menikah
Perjalanan yang terlihat
mudah, padahal tidak.. hehe..
Sejak resmi ‘diikat’, aku
dan Larry memutuskan untuk mengurus sendiri setiap detil pernikahan kami. Aku
tahu tak mudah dan pasti akan sangat repot. Tapi aku berpikir, ini momen
sekali-seumur-hidupku jadi aku mau menikmatinya. Menikmati segala keribetan,
segala emosi yang bercampur jadi satu.
Benar saja, printilan pernikahan itu membuatku
pengen garukkkk tembok!! Sampai kami berkata, “Bingung dah ada orang yang nikah
berkali-kali. Ini satu kali aja repotnyaaa minta ampun!” hahaha..
Memilih vendor bukan hal
sederhana. Tipe melankolis perfeksionis seperti aku, ga ada tuh datangi 1
vendor trus langsung deal. Kudu keliling dulu cari beberapa pilihan.. hahaha…
Mengurus berkas pernikahan
sipil dan gereja pun menyita waktu dan tenaga. Bersyukur aku dan Larry berada
di bawah naungan gereja Katolik. Bolak balik mengurus surat gereja pun kami
lakukan sendiri. Memenuhi berbagai persyaratan yang diajukan oleh 2 pihak
gereja berbeda (St. Anna dan Maria Kusuma Karmel) semakin menambah keribetan.
Petualangan semakin seru di
sisa 1 bulan terakhir.
Mendekati hari H, aku malah
kehilangan euforianya. Mungkin karena persiapan yang kami lakukan terlalu lama.
Lebih dari 12 bulan. Dari mulai excited sampai
bosan, sampai aduuhh buruan kelarr dahh.. :)))
Jadi bagi kalian yang mau
menikah, saranku persiapannya 6 bulan saja.. hahaha..
Di 1 bulan terakhir ini pun
rasanya seperti neraka. Komunikasiku dengan Larry yang selalu dibumbui emosi
plus bayar-bayaran vendor, membuat kami serasa diporotin hingga bangkrut..
hahaha.. Pokoknya adaaaa ajaa yang bikin spanning, mulai dari hal super
printilan hingga hal besar.
23 Agustus 2014, sangjit
day plus misa syukur menyambut hari H pengantin. Ini juga menambah keseruan
persiapan kami. Heboh beli baki merah lah, beli isinya baki lah, pesen makanan
lah.. Haiissshhh…
Sampai di H-1 aku masih
berheboh ria. Ga ada deh istilah pingitan.. haha.. Penganten koboi!
Tapi di H-1 ini aku
berpasrah diri dan mulai memasuki masa menikmati kawinan.. :))
Sabtu malam kuhabiskan
dengan 2 bridesmaidku. Diana dan Livia. Duo koplak yang berhasil membuat
suasana malam itu menyenangkan. Ketawa ketiwi, nyiapin ini itu untuk esok
harinya..
Hari itu, saat terakhirku
sebagai single. Ada rasa tak percaya
kalau esok hari aku akan menikah. Masih ga percaya! Masih berpikir, beneran ni
besok kawin? Beneran ni besok pake gaun pengantin? hahaha..
Puji Tuhan, aku dapat tidur
dengan baik dan benar hingga saat jam 5 morning
call, aku segarrrr…
Here we go! D-Day
Saat jam 6, makeup artist
datang dan aku pun mulai divermak, masih berpikir.. Wuaaaa… Hari ini akhirnya
tiba! Beneran ya ini hari gue?? Beneran ni hari ini gue jadi ratu?? Masih ga
percayaa aja loh! Feel so amaze!!
Maakkkk… Ayee kawinnn maakkkk!! hahahaha…
Seluruh prosesi dari pagi
hingga malam berjalan lancarrr caarrrrr…
Apa yang aku khawatirkan
tak jadi nyata.
Sampai hari ini, aku masih
merasakan euphoria hari H ku itu. Kangen balik lagi ke tanggal 7 September
2014. Kangen pake gaun putih lagi, kangen dimakeup, kangen foto-foto cantik..
hehehe..
You know what, WE’RE
SO BLESSED!!!
Aku menulis blog ini karena
aku tak tahu harus memberitahu dunia lewat apa. Aku ingin katakan kepada dunia
bahwa hari itu menjadi hari yang begitu penuh berkat bagi keluarga kami,
terutama bagi aku dan Larry.
Dikelilingi teman, sahabat,
dan keluarga besar, hari itu menjadi sempurna.
Berjalan menuju altar,
bangku gereja masih banyak yang kosong. Tapi saat Romo Adi menyuruh aku dan
Larry berdiri dan menghadap umat, kulihat bangku gereja penuh sampai belakang.
Banyak yang datang untuk mendoakan kami! How can I tell you about what I felt?
Rasanya begitu luar biasa
saat melihat banyak orang yang datang ke gereja untuk memberikan doa, dukungan,
dan restu bagi kami. Rasanya… lagi-lagi unspeakable!!
Saat resepsi, melihat
banyakkkk orang yang hadir, aku mulai ketar-ketir. Yang kupikirkan: makanan
cukup ga, ruangan bakal jadi sempit ga ya.. haiiisshhhhh…
Puji Tuhan, Dia menyiapkan
segala sesuatunya dengan sangat baik, dengan begitu detil, dengan begitu
sempurna.
Hari itu telah Dia jadikan
sempurna. Seolah Dia berkata, “Vel, apa sih yang lo khawatirkan? Gue uda siapin
semuanya buat lo!”
Itu yang kurasakan..
Kehadiran seluruh keluarga
besar membuatku dan Larry kembali mengucap syukur. Mereka datang dari jauh,
Surabaya, Cirebon, Australia, dll.
Kami benar-benar merasa
dicintai.
Makanan super duper
berlebihan.. Sampai lebih dari seminggu, di rumah orangtua kami menunya masih
makanan catering.. hahaha..
Hampir semua tamu memuji
makanannya yang enak. Dan venuenya cukup untuk menampung seluruh tamu. Jadi ga
pake tuh senggol pantat.. hahaha..
Pokoknya serba passss..
PAS!
Waktu Tuhan selalu pas.
Berkat Tuhan apalagi, selalu benar-benar pas.. :)
Sekali lagi kutulis, hari
itu Dia jadikan sempurna. Hari itu Dia jadikan indah dan penuh cinta.
Persis seperti doaku di
hari-hari belakangan.
“Tuhan, berikan kami
kesehatan dan kekuatan agar pada hari H, 7 September 2014, kami dapat
bersukacita. Dan biarlah hari itu menjadi hari yang penuh cinta bagi aku dan
Larry, dan juga bagi seluruh keluarga dan tamu yang hadir.”
He made it!!!
Kunaikkan syukur atas
terkabulnya doa Novena 3 Salam Maria dan Novena Hati Kudus Yesus.
Tiada yang lebih indah saat
berkat Tuhan nyata kurasakan.
Ingin kusewa stasiun TV untukku
mengucapkan terimakasih agar seluruh dunia tahu bahwa aku merasa diberkati, aku
sangat berterimakasih atas segala doa, dukungan, kehadiran, restu, dan apapun
itu yang aku dan Larry terima.
Terima kasih untuk kedua
papi mami, untuk adik-adik.. atas segala cinta, dukungan, dan segala hal yang
kalian lakukan bagi kami.
Terimakasih untuk keluarga
besar kami.. atas kehadiran, doa, dan dukungan bagi kami.
Terimakasih untuk seluruh
tamu yang hadir di gereja dan resepsi., :)
Dan terimakasih kepada
seluruh pihak yang terlibat di hari H.
Hari itu tak akan jadi
indah tanpa kalian.. :)
Lepas dari H, banyak oknum
yang luar biasa, yang mendampingi aku dan Larry melalui persiapan yang juga
luar biasa.
The bridesmaid: Diana,
Livia, Indri
The groomsmen: Louis,
Peter, Gery
Dan saudara-saudara
Hieronimus.
Mereka sahabat-sahabat
terbaik, yang selalu membuka telinganya untuk aku berkeluh kesah selama
persiapan pernikahan ini. Mereka yang tak setiap hari kutemui, tapi mereka yang
selalu ada di setiap saat.
Terimakasih, sahabat..
Untuk doa, cinta, dukungan bagi kami berdua.
To all of you..
Ini memang akhir masa
pacaran kami tapi ini lebih kepada awal kehidupan cinta kami.
Doakan kami selalu.. kami
ada juga karena kalian semua.. :)
Tulisan ini lebai? Rasanya
tidak…
Yang belum nikah, kalian
harus merasakan sendiri biar tau gimana rasanya.. Biar bisa langsung merasakan
yang tadi kusebut ‘unspeakable’ di
atas.
Biar kalian bisa merasakan
indahnya berkat yang diterima saat persiapan hingga hari H pernikahan.
Biar kalian bisa merasakan
luar biasanya berkat sebagai suami istri.. hahaha..
Yang sudah menikah pasti
setuju denganku.. ;D
Once again, BIG BIG
THANKS TO ALL OF YOU!! who made our day!!!
Love you all! J
Comments
Post a Comment