Damai BersamaMU
Ruang
Sakramen Maha Kudus.
Sebenarnya
ruangan seperti itu tak asing bagiku. Masa kuliah, aku sering mengikuti retret,
baik sebagai peserta ataupun panitia. Dalam retret tersebut disediakan sebuah
ruangan untuk Sakramen Maha Kudus, di mana semua orang yang mengikuti retret
boleh masuk untuk berdoa atau melakukan adorasi. Tapi di luar retret, aku belum
pernah memasuki ruang Sakramen Maha Kudus, yang biasa terdapat di gereja.
Untuk pertama
kalinya, kemarin ada sebuah kerinduan yang besar untuk berada di dalam ruangan
tersebut. Hari Senin pagi, sudah kubulatkan tekad untuk menuju gereja tersebut.
Gereja di kawasan Menteng inilah yang kupilih karena aku tahu ruangan Sakramen
buka hingga pukul 8 malam. Memang terlalu jauh untuk dijangkau, mengingat kantorku
berada di kawasan Pulo Gadung.
Jam 5
teng teng dan aku pun go!
Ingin
segera tiba di gereja tersebut. Tapi nyatanya karena jarak yang cukup jauh dan
kepadatan Jakarta membuatku baru bisa tiba di sana tepat pukul 6.
Karena
baru pertama kali, aku sempat clingak
clinguk di depan pintu ruangan. Kemudian kulepaskan alas kakiku. Kubuka
pintu perlahan dan kulangkahkan kaki ke ruangan yang terasa begitu dingin
tersebut. Hanya ada 2 orang yang sedang khusyuk berdoa. Sejenak kuperhatikan
ruangan ini. Hanya berbentuk persegi. Pintunya berada di satu sudut,
berseberangan dengan Monstran yang juga berada di sudut. Lantai kayu berwarna
coklat tua membuat ruangan tersebut begitu nyaman.
Kuambil
sebuah bantal bulat sebagai alas dudukku, juga Puji Syukur dan kertas doa
Koronka. Kupilih posisi di seberang Sakramen. Aku pun duduk bersila. Memulai
dengan Tanda Salib, aku pun memejamkan mata dan mulai merasakan keberadaanku. Dalam
diam, kunikmati saat yang indah itu. Tanpa terasa perlahan mataku mulai basah. Hanya
kupanggil nama Yesus dan aku merasakan sesuatu mengalir dalam hatiku. Tanpa
berkata apa pun, aku mampu merasakan kasihNya. Tanpa bercerita soal beban
masalahku, aku yakin Dia memahami apa yang membuat dadaku sesak. Tak dapat
kutahan airmata yang terus mengalir. Ingin rasanya berteriak sekuat mungkin
memanggil namaNya, meminta pertolongan atas segala masalahku. Tapi aku hanya
mampu terus memejamkan mata dan membayangkan Dia ada di hadapanku.
Kurasakan
betapa indahnya berada di ruangan ini. Betapa damai dan tenangnya duduk di
ruangan persegi ini. Kurasakan pelukan hangat saat kupejamkan mata dan
memanggil namaNya.
Kubiarkan
airmataku terus mengalir karena aku percaya Dia ada bersamaku, merasakan pedih
yang menyesakan dada ini.
Ah…
Ada sebuah kerinduan yang begitu kuat. Rasanya aku telah terlalu jauh melangkah
daripadaNya. Aku rindu saat seperti ini, saat di mana aku datang padaNya dan
merasa begitu dekat.
Kubuka
Puji Syukur, lalu kubaca beberapa doa. Kuambil Rosario dari tasku dan
kulanjutkan mendaraskan butir-butir doa Koronka.
Kunikmati
setiap detik keberadaanku di ruangan ini, meski harus banjir airmata tanpa
kutahu sebabnya. Ingin terus berada di sini, merasakan kasih dan kedamaian.
Hanya
40 menit aku berdiam di dalam sini. Memang belum puas rasanya, tapi setidaknya
aku kembali merasakan aliran kasihNya yang luar biasa. Dalam hati aku hanya
mampu berkata, ‘hanya bersamaMu, Tuhan mampu kurasakan kedamaian.’
Comments
Post a Comment